Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Saat yang menyembuhkan … disertai rasa humor

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Maret 2012

Diterjemahkan dari Christian Science Sentinel, edisi  28 Juni 2010


Bebertapa tahun yang lalu Jason, putera saya yang sudah dewasa, mengalami suatu kesembuhan yang indah, ketika saya berpaling kepada kebaikan Allah yang tidak dapat gagal untuk mendapatkan pertolongan. Jason menelpon dan memberitahu saya bahwa dia berada di rumah karena menderita sakit di bagian dalam, sehingga hari itu dia tidak masuk kerja sebagai petugas bantuan layanan komputer. Satu-satunya posisi yang menjadikannya mampu menahan rasa sakitnya adalah berbaring tertelungkup. Pikiran bahwa anak saya menderita membuat saya khawatir, oleh karena itu saya mengatakan bahwa saya akan mengunjunginya, dan kami akan berdoa bersama. 

Keluarga kami selalu bergantung kepada Ilmupengetahuan Kristen untuk mendapatkan kesembuhan, dan waktu masih kecil, Jason mengalamai banyak kesembuhan yang menakjubkan. Oleh karena itu dia memilih tidak mencari pendapat medik, dan saya mendukung pendiriannya dan merasa yakin dia akan sembuh.

Dalam kilas balik, saya tersenyum karena waktu itu mengira bahwa kesembuhan mungkin memerlukan waktu lama dan bahwa saya perlu membacakan berbagai pernyataan rohaniah dari Alkitab, buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, dsb. Oleh karena itu  saya membawa banyak buku dan majalah Ilmupengetahuan Kristen, agar “siap tempur.”

Pada waktu mengendarai mobil ke apartemennya yang berjarak kira-kira setengah jam perjalanan, saya berpaling kepada Allah dalam doa, dan sesuatu yang luar biasa terjadi. Tiba-tiba, suatu perasaan yang menakjubkan dan sulit dilukiskan akan kasih dan kebaikan Allah menguasai pikiran saya. Tidak ada kata-kata, hanya suatu perasaan yang dalam mengenai kasih Allah bagi puteraNya yang terkasih. Perasaan itu begitu kuat sehingga semua pikiran bahwa anak saya menderita, sirna dalam air mata yang penuh rasa syukur.  Saya menjadi sulit mengendarai mobil, oleh karena itu saya mencari tempat parkir, untuk membiarkan air mata saya mengalir, sementara saya menikmati dengan penuh ketakjuban kebaikan Allah yang luar biasa.

Saya melihat sekilas, bahwa lebih dari segalanya, Allah senang memberikan kepada kita, memperlihatkan kepada kita, kebaikanNya. Dalam Alkitab tertulis, “Ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan” (Mal 3:10).

Saya sadar kadang-kadang tidak merasakan hal tersebut. Tetapi itu biasanya terjadi ketika saya tidak memahami apa sesungguhnya kebaikan itu. Allah adalah pusat kebaikan. Sesungguhnya Allah dan kebaikan dapat dianggap sebagai sinonim. Mary Baker Eddy menulis, “Dalam bahasa Anglo-Sakson dan dalam dua puluh bahasa yang lain, perkataan kebaikan adalah istilah untuk Allah” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 286).

Kebaikan adalah merasakan bimbingan Allah yang cerdas serta penjagaanNya yang tetap. Saya menyadari bahwa hal itu tidak tunduk kepada kekacauan yang seakan sedang terjadi di sekeliling saya, karena kebaikan ada di dalam kesadaran. Karena kesatuan kita dengan Allah, Ibu-Bapa surgawi kita, kita dan Allah adalah satu, dan merasa damai merupakan keadaan kita yang wajar.

Setelah beberapa menit, saya mulai mengendarai mobil lagi, terbebas sama sekali dari rasa sedih, dari kekhawatiran mengenai Jason. Saya tahu bahwa kesembuhan sedang terjadi.

Ketika sampai di apartemen Jason, dia sedang berbaring di tempat tidurnya, dan saya berbaring di sampingnya dan mengatakan beberapa hal sederhana tentang kasih Allah yang tidak pernah goyah baginya. Rupanya, ada sesuatu yang saya katakan yang dianggapnya lucu! Hal itu seakan menohok pemikiran, atau dusta, bahwa dia perlu menderita. Penderitaan Jason hilang dan rasa humornya yang menyenangkan serta sifatnya yang riang segera kembali. Kami bercanda beberapa saat, dan tidak lama kemudian Jason bangkit, merasa sehat. Itulah akhir masalah tersebut. Saya kemudian pulang dengan tumpukan buku serta majalah yang tidak saya gunakan—dan senyum kedamaian di wajah saya. 

Sejak itu, saya merenungkan bagaimana sebagai anak-anak Allah, kita hidup di dalam “samudera” yang tidak berhingga kebaikanNya, seperti ikan hidup di laut. Sebagaimana ikan mungkin tidak menyadari adanya air—meskipun selalu tersedia—terkadang kita mudah kehilangan perasaan serta kesenangan bahwa kita hidup di dalam Dia; kebaikan senanatiasa hadir, tetapi kita mungkin tidak menyadarinya, atau kita tidak cukup menghargainya. Dalam kasus saya, perasaan yang sederhana tetapi dalam akan kebaikan Allah, menghilangkan kekhawatiran dan membuat saya mampu tertawa dengan anak saya. 

Kasih Allah tidak dapat sirna seperti langit yang tidak berhingga juga tidak dapat sirna. 

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.